Keinginan untuk bekerja di luar negeri sering kali didorong oleh harapan memperoleh penghasilan lebih besar dibandingkan bekerja di tanah air. Namun, seiring dengan meningkatnya pendapatan, biaya hidup di negara tujuan juga tidak kalah tinggi. Pertanyaannya: Apakah pendapatan tenaga kerja migran sepadan dengan biaya hidup di luar negeri?
1. Upah Besar Tidak Selalu Berarti Bisa Menabung Banyak
Salah satu kekeliruan umum adalah mengasumsikan bahwa gaji tinggi otomatis berarti kehidupan lebih sejahtera. Faktanya, penghasilan tenaga kerja migran harus dibandingkan dengan biaya kebutuhan dasar di negara tempat mereka bekerja.
Contoh: seorang pekerja di Eropa Barat bisa memperoleh penghasilan €2.500 per bulan, tapi jika pengeluaran untuk tempat tinggal, transportasi, makanan, dan asuransi mencapai €2.200, maka hanya tersisa sedikit untuk ditabung atau dikirim ke keluarga.
2. Gambaran Umum Pendapatan dan Pengeluaran di Negara Tujuan Favorit
Negara Tujuan | Rata-rata Pendapatan/Bulan | Estimasi Biaya Hidup | Potensi Sisa Uang |
---|---|---|---|
Korea Selatan | ₩2.200.000 – ₩3.000.000 | ₩1.500.000 – ₩2.500.000 | Sedang – Rendah |
Australia | AUD 4.000 – AUD 5.000 | AUD 3.000 – AUD 4.500 | Rendah – Sedang |
Taiwan | NTD 24.000 – NTD 30.000 | NTD 15.000 – NTD 20.000 | Sedang |
Qatar | QAR 3.000 – QAR 5.000 | QAR 1.500 – QAR 2.500 | Tinggi |
Hong Kong | HKD 4.630 – HKD 6.000 | HKD 3.500 – HKD 5.000 | Rendah – Sedang |
Data dapat bervariasi tergantung jenis pekerjaan dan lokasi.
- Jenis Sektor Pekerjaan: Profesional medis, teknik, dan IT biasanya menerima upah lebih besar dibanding sektor domestik atau manufaktur.
- Kebijakan Perusahaan: Beberapa perusahaan menyediakan tempat tinggal dan transportasi gratis, yang membantu menghemat pengeluaran.
- Kota Besar vs Daerah: Biaya hidup di kota besar seperti Tokyo, Sydney, atau Dubai jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah pinggiran.
- Kebiasaan Keuangan Pribadi: Pendapatan tinggi tak berarti apa-apa jika tidak disertai pengelolaan uang yang bijak.
- Anggarkan Semua Pengeluaran di Awal: Ketahui berapa banyak uang yang dibutuhkan setiap bulan untuk kebutuhan pokok.
- Hindari Gaya Hidup Konsumtif: Tetap sederhana, apalagi di tahun-tahun pertama.
- Manfaatkan Tunjangan atau Insentif: Beberapa negara menawarkan pengembalian pajak atau bonus tahunan.
- Kirim Uang dengan Cermat: Gunakan layanan remitansi yang efisien dan jangan terlalu sering kirim uang jika kondisi belum stabil.